Kamis, 07 Maret 2013

Sunflower

Mungkin saja sajak-sajak indah tidak mampu untuk menjelaskan bagaimana cerita ini dapat terjadi. Namun apakah dengan adanya ketulusan dari sebuah hati semuanya dapat terkuak? Teka-teki yang sebenarnya tidak banyak orang tau akan jawabannya. Ini bukan sebuah prosa,hanya karangan aneh yang mungkin menggunakan banyak perumpaan. 

The beggining of our story...

Aku bukan lah siapa-siapa,hanya seorang gadis yang bermimpi tentang sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Aku sangat menyukai bunga. Ada sebuah taman yang begitu indah,letaknya cukup jauh dari rumahku. Namun aku selalu kesana setiap hari. Aku sering berjalan ditengah taman itu,yang ditumbuhi oleh jutaan bunga yang sangat indah. Ditaman bunga aku selalu merasa sangat nyaman,segala masalah dapat aku lupakan bila sudah berada ditaman itu. Aku sering bermain dengan semak-semak dan rumput. Begitu senangnya aku masih dapat melihat banyak bunga yang selalu menari indah terkena tiupan angin.

Pada suatu ketika,disamping taman bunga aku melihat ada satu bunga yang sangat menarik perhatianku. Awalnya kupikir itu bunga yang sama seperti bunga lainnya. Namun entah mengapa aku tiba-tiba sangat menyukai bunga itu. Baru aku sadar ternyata dia berbeda dengan jutaan bunga yang ada ditaman itu. Aku memanggilnya "Bunga Matahari" karena hanya dialah satu-satunya bunga yang begitu menarik perhatianku. Aku merasa dia sangat spesial,auranya begitu terpancar seperti matahari. Tatapannya yang indah membuat aku tertegun dan tersenyum bahagia.....

Setiap hari aku berusaha untuk mencoba akrab dengannya,sapaan-sapaan kecil sering aku lontarkan. Dan aku cukup kaget melihat responnya yang makin membuat aku semakin ingin terus berada didekatnya. Kini aku memberanikan diri untuk menemuinya dan dia memberikan senyum terhangat lalu membuat aku luluh seketika. Tatapannya yang begitu teduh sangat membuat aku nyaman didekatnya.

Kami semakin dekat dan terus dekat.......................

Hampir setiap hari dia selalu mengucapkan "Aku menyayangimu" namun terkadang hatiku sering merasa teriris dan menangis. Aku sendiripun bingung apa yang sebenarnya aku tangisi saat ini? Padahal semua terlihat baik-baik saja. Aku merasa kami memang saling menyayangi namun apakah bunga matahari merasakan hal yang sama? Kami hanya dekat tidak lebih. Aku menunggu. Terus menunggu. Dan masih menunggu.....

Sampai kapankah wanita harus selalu menunggu? Menyerahkan semuanya kepada pria. Pasrah dan hanya menunggu tanggal mainnya. Sampai kapan prinsip ini akan terus terngiang?

 Hingga pada suatu sore,matahari mulai terbenam dan menampakkan keindahannya untuk yang terakhir sebelum malam tiba, Sinarnya yang hangat menyinari aku dan bunga matahari. Kami duduk bersebelahan. Bunga matahari membisikkan sesuatu ketelinga ku 

"Mau kah engkau menemaniku disini bukan hanya disampingku,melainkan dihati kecil ini?"

"Memangnya perlu kujawab pertanyaan itu?Bukankah aku selalu menemanimu? Bahkan sampai ke akarmu pun aku ada :)" 

 "Terimakasih :') Aku benar-benar menyayangimu. Hari ini tanggalnya bagus ya hehe jangan lupain tanggal ini ya"

"Aku juga menyayangimu. Menurutku tanggal itu tidak berarti apa-apa. Hanya sebuah angka. Namun yang berarti adalah apa yang terjadi pada tanggal itu."

"Aku setuju denganmu :)"

Setelah percakapan singkat tadi,kami kembali menatap matahari yang mulai terbenam. Aku tidak akan pernah melupakan hari ini...
Bisakah dunia terbalik dunia percaya kalau dalam sebuah cinta ada sebuah keajaiban?



to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar