Rabu, 15 Mei 2013

Sunflower Part 3

Hari ini aku memulai hari baru tanpa bunga matahari. Begitu berbeda,sangat kosong rasanya. Aku sedang duduk dipinggir danau dekat taman bunga. Aku melihat sekeliling dan aku menangkap suatu pemandangan yang sangat membuat hatiku semakin hancur berkeping-keping. Ranting dan bunga matahari mereka... ahh! belum puas kamu menyakiti aku bunga matahari? kenapa tidak sekalian saja kamu bunuh aku? Aku merasakan airmataku mulai jatuh. Aku pura-pura kuat didepan semak-semak dan rumput. Tetapi semuanya begitu menyakitkan,aku gak sanggup menutupi semuanya.

Hari demi hari aku lewati,aku mulai mampu melupakan bunga matahari perlahan-lahan. Aku melihat kesekeliling taman dan aku menemui mata bunga matahari sedang memperhatikan aku. Lalu dia pergi entah kemana. Tiba-tiba datang sebuah merpati membawa sebuah surat dikakinya. Akupun membuka surat itu.

"Hai,gadis manis apa kabarmu? Mengapa kamu sekarang sombong sekali terhadap aku? Biasanya dulu kamu selalu menyapaku. Apa kamu sudah bosan ya denganku? Hari ini kamu terlihat cantik sekali. Sejujurnya aku sangat merindukanmu. Aku tidak ada hubungan apapun dengan ranting kok. Sebenarnya aku sangat menyesal meninggalkanmu,dan aku masih mencintaimu." 


Bunga Matahari

Setelah membaca surat itu aku benar-benar kaget. Permainan macam apalagi ini. Tapi mata aku tidak salah lihat kan tadi? Ranting dan Bunga Matahari duduk bersebelahan,apakah mataku mulai bisa berbohong? Entahlah.. Namun jujur saja,aku memang masih mencintai bunga matahari. Akupun membalas surat itu. Basa-basi busuk yang kami lakukan membuat kami kembali dekat lagi. Hahaha tak heran jika aku mau saja masuk kembali ke permainannya,aku belum mampu untuk melepaskannya. Hingga suatu hari aku melihat ranting menangis tersedu-sedu. Kenapa dia? Apa yang terjadi padanya? Aku dan rumput mulai menerka-nerka. Apakah ranting menangisi Bunga Matahari? Sudahlah,aku tidak mau perduli tentang urusannya.

Dulu waktu aku membencimu,bukanlah benci dalam arti sesungguhnya. Aku hanya tidak mau untuk patah hati. Aku terlalu ringkih untuk sakit hati. Sekarang bunga matahari mulai memupuk kembali kebersamaan antar aku dan dia. Sehingga dia terus berjuang untuk menjadi kita. Aku mulai memberanikan diri untuk menghampiri bunga matahari dan memulai percakapan agar aku benar-benar bisa mematangkan hati ini.

"Hai bunga matahari,aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa yang ingin kamu tanyakan?

"Apakah benar kamu masih mencintaiku? Aku hanya takut kembali jatuh dilubang yang sama untuk kedua kalinya. Akupun butuh bukti."

"Dulu memang aku masih sangat bimbang,antara memilihmu atau ranting. Tapi aku sadar kamu bukanlah sebuah pilihan. Aku memang terlalu bodoh. Ranting memang sangat mencintaiku,begitu juga denganmu. Hanya saja aku tidak tau hatiku mengarah kepada siapa. Kini aku sudah tau,kamu lah yang aku cintai. Bukan ranting,perasaan aku terhadapnya hanya sebatas saling menyukai itu saja. Aku sanggup membuktikan kalo aku mencintaimu,namun tidak sekarang. Seiring berjalannya waktu semuanya akan terbukti. Apakah aku pernah meminta bukti kalau kamu benar mencintaiku? Aku mencintaimu tanpa alasan. Semuanya datang begitu saja."

"Aku percaya :)"

Percakapan tadi benar-benar telah sampai kepada bagian klimaksnya. Memang ada sedikit rasa bersalah kepada ranting. Namun dulu dia yang merebut Bunga Matahari dariku,apakah salah aku merebut milikku lagi? Untuk kali ini,aku akan menjaga bunga matahari sebisaku.

Ketika Bunga Matahari menarikku kembali untuk menjadi miliknya,aku tidak mampu untuk menolaknya. Karena dengan segenap hati ini aku ikhlas untuk melupakan bagian hitam di cerita kami yang dulu. Aku siap untuk membuka lembaran putih yang baru. Untuk memulai kisah yang mampu membuat kami berdua mengenangnya nanti disaat kami harus terpisah oleh jarak.

Aku mencintaimu~


10-01-2013
09:17
Brndn :)